Malang, 15 Juni 2025 — Di balik kilau kesuksesan produk mesin CNC cutting besi Pioneer CNC Indonesia, tersembunyi kisah pilu tentang pengkhianatan, perjuangan dari titik nol, dan pencarian keadilan yang tak kunjung usai.
Freddy Nasution, sosok di balik lahirnya merek Pioneer CNC Indonesia, harus menghadapi kenyataan pahit: merek yang ia bangun dengan keringat dan air mata diduga dijiplak oleh orang yang dulu ia anggap sahabat—Syaiful Adhim.
“Saya tidak mencari balas dendam. Saya hanya ingin hak saya kembali,” ungkap Freddy dengan suara bergetar.
Awalnya, Freddy dan Syaiful membangun bisnis CNC cutting bersama. Namun, saat usaha mulai berkembang, Freddy justru disingkirkan secara sepihak. Hak-haknya atas perusahaan dilucuti, dan ia nyaris kehilangan segalanya.
Alih-alih terpuruk, Freddy memilih bangkit. Ia membangun merek baru dari awal dengan nama Pioneer CNC Indonesia—sebuah langkah berani di tengah luka pengkhianatan.
Setelah usahanya mulai bangkit, Freddy kembali dikejutkan oleh fakta pahit: nama merek Pioneer CNC Indonesia yang ia rintis kembali digunakan oleh Syaiful tanpa izin. Freddy pun melaporkan kasus ini ke Polres Malang atas dugaan pelanggaran hak merek berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.
“Ini bukan cuma soal nama. Ini tentang harga diri,” tegas Freddy.
Setelah dilakukan penyelidikan, penyidik menetapkan Syaiful Adhim sebagai tersangka. Namun, Syaiful dua kali mangkir dari panggilan polisi dan tidak menunjukkan itikad baik.
Kuasa hukum Freddy, Didik Lestariyono, S.H., M.H., meminta aparat bertindak tegas.
“Jika ia terus mangkir, kami minta polisi segera menetapkan Syaiful sebagai DPO. Jika perlu, lakukan tindakan tegas sesuai prosedur, termasuk tembak di tempat jika melawan saat penangkapan,” tegas Didik.
Ancaman hukum atas pelanggaran hak merek tidak main-main: hukuman penjara hingga 5 tahun dan/atau denda maksimal Rp2 miliar.
Meski telah mengalami luka mendalam, Freddy masih menyisakan ruang untuk rekonsiliasi.
“Saya masih bisa memaafkan, asalkan dia mengakui dan mengembalikan apa yang menjadi hak saya,” ujarnya penuh haru.
Ini bukan hanya soal hukum dagang atau nama merek. Ini adalah kisah nyata tentang keberanian seorang pria melawan ketidakadilan, meski lawannya adalah orang terdekat.
Freddy Nasution membuktikan bahwa kejujuran tak bisa dibunuh oleh pengkhianatan. Ia memilih jalur hukum, meski panjang dan berduri.