Home / Peristiwa / KM Tegar Jaya Tenggelam di Perairan Tegal Mas: 14 Penumpang Selamat, 1 Meninggal, 2 Masih Hilang

KM Tegar Jaya Tenggelam di Perairan Tegal Mas: 14 Penumpang Selamat, 1 Meninggal, 2 Masih Hilang

LAMPUNG — Tragedi laut kembali mewarnai perairan Lampung. Kapal motor KM Tegar Jaya, yang tengah mengangkut 17 penumpang dari Pulau Condong menuju Pulau Tegal Mas, tenggelam usai dihantam gelombang besar pada Rabu malam (27/8/2025) sekitar pukul 21.30 WIB. Peristiwa nahas ini menambah panjang daftar kecelakaan laut di Indonesia, yang kerap kali dipicu oleh faktor cuaca dan keselamatan pelayaran yang masih luput dari pengawasan ketat.

Menurut laporan sementara, 14 penumpang berhasil diselamatkan, sebagian oleh nelayan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi, sementara 1 orang ditemukan meninggal dunia. Dua penumpang lain hingga kini masih dalam pencarian. Identitas korban meninggal diketahui bernama Alip (20), sedangkan dua orang hilang adalah Kasbani (50) dan Karim (60). Para korban selamat dievakuasi ke Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing untuk mendapatkan perawatan.

Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah, menegaskan bahwa upaya pencarian terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan dari Basarnas Lampung, Polairud Polda Lampung, Lanal Lampung, serta nelayan setempat. “Kondisi malam hari dan gelombang cukup tinggi membuat operasi sedikit terhambat. Namun pencarian tetap dilanjutkan dengan metode penyisiran laut dan pemantauan darat,” ujarnya.

Dari keterangan yang dihimpun, kapal tenggelam setelah beberapa kali dihantam ombak besar saat melintas di perairan Pulau Tegal Mas. Beberapa penumpang bahkan terlempar ke laut, sebelum akhirnya berhasil ditolong kapal nelayan dan kapal lain, KM Samudra, yang berada tidak jauh dari lokasi. Warga setempat juga segera memberikan pertolongan darurat sebelum tim SAR tiba.

Nama-nama penumpang yang selamat antara lain Radiman, Pitut, Muslim, Opan, Kamit, Rustom, Ipul, Ari Gandong, Piki, Nya, Eman, Toni, Dedi, dan Durahman. Mereka sebagian besar adalah warga sekitar yang tengah melakukan perjalanan pulang. Para korban selamat tampak masih dalam kondisi trauma, meski sudah mendapatkan penanganan medis awal.

Tragedi ini memunculkan kembali sorotan publik terhadap aspek keselamatan pelayaran di perairan lokal. Banyak pihak menilai masih lemahnya pengawasan terhadap standar keamanan kapal, terutama kapal-kapal penumpang kecil yang kerap beroperasi tanpa perlengkapan keselamatan memadai. Selain itu, faktor cuaca yang tidak dipantau dengan baik juga menjadi risiko besar, terutama di malam hari saat gelombang lebih sulit diantisipasi.

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diharapkan segera melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk memperketat regulasi dan pengawasan di jalur-jalur wisata laut yang banyak digunakan kapal kecil. Para pengamat keselamatan transportasi menekankan pentingnya disiplin dalam penggunaan alat keselamatan standar seperti pelampung, sekoci, dan sistem komunikasi darurat, agar tragedi serupa tidak kembali terulang.

Hingga Kamis siang (28/8), operasi pencarian masih berlangsung dengan mengerahkan perahu karet, kapal cepat, hingga penyelam. Tim SAR optimistis dua penumpang yang hilang dapat segera ditemukan, meski kondisi gelombang laut di Teluk Lampung terpantau cukup tinggi. Keluarga korban yang menunggu di darat berharap besar agar pencarian segera membuahkan hasil.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *