Home / Headline News / Banyak Pengendara Keluhkan Motor Mbrebet Usai Isi Pertalite, Ada Apa dengan Kualitas BBM?

Banyak Pengendara Keluhkan Motor Mbrebet Usai Isi Pertalite, Ada Apa dengan Kualitas BBM?

Keluhan soal motor tiba-tiba mbrebet dan mogok setelah mengisi Pertalite kembali marak di berbagai daerah. Dalam beberapa hari terakhir, media sosial dibanjiri unggahan warganet yang mengeluhkan mesin kendaraan mereka tidak bertenaga, sulit dinyalakan, hingga mengeluarkan suara aneh tak lama setelah mengisi BBM bersubsidi tersebut. Fenomena ini memunculkan kembali perdebatan tentang penurunan kualitas bahan bakar Pertalite yang dijual di SPBU Pertamina.

Sejumlah pengendara di wilayah Jawa Timur mengaku mengalami gejala serupa. Motor yang biasanya berjalan normal tiba-tiba ngadat dan tersendat. “Baru isi Rp 20 ribu Pertalite di SPBU dekat rumah, lima menit jalan langsung mbrebet parah. Setelah dikuras, bensinnya kayak tercampur air,” ungkap Rizal (29), warga Malang, yang sempat memeriksakan motornya ke bengkel.

Beberapa mekanik turut membenarkan keluhan tersebut. Mereka menyebut, ada kemungkinan kandungan oktan dalam Pertalite tidak stabil, atau BBM tercampur zat lain seperti air dan endapan tangki SPBU.

Menanggapi laporan ini, Pertamina Patra Niaga mengklaim pihaknya masih melakukan pemeriksaan internal terhadap sejumlah SPBU yang dilaporkan bermasalah. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menegaskan bahwa setiap distribusi Pertalite sudah melewati uji kualitas laboratorium sesuai standar RON 90. “Kami tidak menoleransi pelanggaran di tingkat SPBU. Jika ditemukan indikasi pencampuran atau penyimpangan, kami akan tindak tegas,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan melakukan pengawasan menyeluruh terhadap kualitas Pertalite di lapangan. Pemerintah juga membuka kanal pengaduan resmi bagi masyarakat yang merasa dirugikan akibat dugaan penurunan mutu bahan bakar.

Di sisi lain, para pengguna berharap ada transparansi lebih tinggi dari pemerintah dan Pertamina terkait kualitas BBM bersubsidi. Sebab, bagi masyarakat menengah ke bawah, Pertalite masih menjadi satu-satunya pilihan ekonomis di tengah harga BBM non-subsidi yang terus melonjak.

Kasus ini menjadi cerminan pentingnya kontrol mutu yang konsisten terhadap BBM bersubsidi. Sebab, gangguan kecil pada kualitas bahan bakar tak hanya merugikan konsumen secara finansial, tapi juga bisa berimplikasi pada keselamatan berkendara dan kepercayaan publik terhadap pengelolaan energi nasional.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *