Home / Headline News / 📰 Bencana Banjir dan Longsor Aceh: Ratusan Korban Jiwa dan Kerusakan Ekologis

📰 Bencana Banjir dan Longsor Aceh: Ratusan Korban Jiwa dan Kerusakan Ekologis

Bencana banjir bandang dan tanah longsor skala besar telah melanda Provinsi Aceh, mengakibatkan dampak yang sangat parah di banyak wilayah. Peristiwa ini telah menyebabkan kerugian besar, baik dari sisi korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur dan lingkungan.


💔 Data Korban Sementara

Menurut data sementara dari Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh yang dirilis pada awal Desember 2025, jumlah korban terus bertambah dan mencakup beberapa kategori:

  • Korban Meninggal Dunia: Tercatat sekitar 156 orang meninggal dunia.
  • Korban Hilang: Sekitar 181 orang masih dinyatakan hilang.
  • Korban Terluka: Lebih dari 1.838 jiwa dilaporkan mengalami luka-luka (ringan dan berat).
  • Pengungsi: Jumlah pengungsi mencapai lebih dari 478.847 jiwa, tersebar di ratusan titik pengungsian di 18 kabupaten/kota yang terdampak.
  • Kerusakan: Ribuan unit rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur, termasuk jembatan dan ruas jalan utama, mengalami kerusakan parah atau bahkan hanyut.

📝 Data ini bersifat sementara dan dapat terus berubah seiring proses evakuasi dan pendataan di lapangan.


🌋 Penyebab Utama Bencana

Bencana banjir bandang dan longsor di Aceh disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan kerusakan lingkungan yang signifikan, yaitu:

1. Curah Hujan Ekstrem

  • Faktor Utama: Curah hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem yang terjadi terus-menerus selama beberapa waktu menjadi pemicu langsung meluapnya sungai dan terjadinya longsor.
  • Ancaman Cuaca: Kemunculan Bibit Siklon Tropis juga disebut turut meningkatkan potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan angin kencang di wilayah Aceh dan sekitarnya.

2. Kerusakan Ekosistem dan Lingkungan

Para ahli dan aktivis lingkungan menyoroti kerusakan ekosistem di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai akar masalah yang memperparah dampak banjir:

  • Deforestasi dan Alih Fungsi Lahan: Penggundulan hutan akibat pembalakan liar, ekspansi perkebunan skala besar, dan pembukaan jalan baru di kawasan hulu telah menghilangkan fungsi hutan sebagai penahan dan penyerap air.
  • Pendangkalan Sungai: Sedimentasi berat akibat aktivitas seperti penambangan emas tanpa izin (PETI) dan galian C menyebabkan sungai menjadi dangkal dan tidak mampu menampung debit air saat hujan deras, sehingga air meluap dengan cepat ke permukiman.
  • Kondisi Geografis: Wilayah yang dilanda bencana umumnya memiliki kondisi geomorfologi yang curam dengan batuan yang mudah lapuk, yang menjadikannya sangat rentan terhadap longsor ketika curah hujan tinggi.

Secara keseluruhan, bencana ini menjadi peringatan keras akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan tata kelola lingkungan untuk mencegah terulangnya musibah serupa di masa mendatang.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *